Indonesia, Negara Pertama yang Memanfaatkan Gas Buang Karbon Dioksida
PT Resources Jaya Teknik Indonesia (RMI) menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang melakukan langkah nyata dalam pemanfaatan teknologi terapan pemanfaatan gas buang karbon dioksida di Forum Bright Green, Kopenhagen, Denmark, yang digelar 12-13 Desember 2009.
Forum Bright Green adalah pameran teknologi ramah lingkungan yang diikuti ratusan industri dan universitas penyedia teknologi ramah lingkungan. Menteri Ilmu Pengetahuan dan Inovasi Denmark Helge Sander, Putri Kerajaan Swedia Victoria Ingrid Alice Desiree, Pangeran Norwegia Haakoen Magnus, dan Pangeran Kerajaan Denmark Frederik Andre Hendrik Christian hadir dalam perhelatan tersebut.
Penandatanganan MoU dilakukan Presdir PT Resources Jaya Teknik Indonesia Rohmad Hadiwijoyo dan Chief Sales Officer Union Engineering Michael Mortensen serta disaksikan Jari Frijc-Madsen, perwakilan Deplu Denmark, dan Duta Besar Indonesia untuk Denmark, Abdul Rahman Saleh.
Dalam MoU yang ditandatangani pada 12 Desember tersebut, kedua pihak sepakat akan membangun sistem teknologi Dry Ice Expanded Tobacco, pengembang tembakau menggunakan es kering (DIET) di Cilegon, Jawa Barat, senilai 12 juta dollar AS.
Cara kerja teknologi Dry Ice Expanded Tobacco adalah dengan menyemprotkan selubung karbon dioksida pada daun tembakau kemudian diberikan tekanan dan suhu yang tinggi sehingga memaksa volume sel daun tembakau mengembang hingga dua kali lipat.
Menurut Managing Director AircoDiet, anak perusahaan Union yang mengembangkan teknologi DIET, Asbjorn Schwert, dengan aplikasi teknologi ini, volume tembakau yang dihasilkan menjadi dua kali lipat sehingga menekan jumlah tembakau yang digunakan dalam produksi rokok. “Gas karbondioksida yang digunakan juga hanya 50 persen dalam satu kali proses. Sisanya bisa kembali digunakan untuk produksi selanjutnya,” sebutnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Menurut Michael Mortensen, gas karbon dioksida dalam sistem DIET berkapasitas 300 kg/jam yang dibangun di Cilegon itu akan memanfaatkan karbon dioksida hasil olahan gas buang PT Krakatau Stell yang dikerjakan PT Krakatau Karbonindo. PT Krakatau Karbonindo merupakan anak usaha bersama RMI dan Krakatau Stell yang awal tahun ini membangun pemurnian karbon dioksida senilai 31,8 juta dollar AS berkapasitas 72.000 ton karbon dioksida per tahun di Cilegon. “Dengan kesepakatan ini, RMI menjadi perusahaan pertama non-produsen rokok yang memanfaatkan teknologi DIET. Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan langkah nyata di Kopenhagen,” ujar dia.
RMI sebelumnya telah menandatangani kesepakatan dengan pihak American Sumatra Tobacco Company di Medan. Dalam draf MoU yang ditandatangani itu, RMI akan menerapkan teknologi DIET pada stok tembakau Sumatera Tobacco, yang merupakan pengekspor rokok terbesar di Indonesia.
Forum Bright Green adalah pameran teknologi ramah lingkungan yang diikuti ratusan industri dan universitas penyedia teknologi ramah lingkungan. Menteri Ilmu Pengetahuan dan Inovasi Denmark Helge Sander, Putri Kerajaan Swedia Victoria Ingrid Alice Desiree, Pangeran Norwegia Haakoen Magnus, dan Pangeran Kerajaan Denmark Frederik Andre Hendrik Christian hadir dalam perhelatan tersebut.
Penandatanganan MoU dilakukan Presdir PT Resources Jaya Teknik Indonesia Rohmad Hadiwijoyo dan Chief Sales Officer Union Engineering Michael Mortensen serta disaksikan Jari Frijc-Madsen, perwakilan Deplu Denmark, dan Duta Besar Indonesia untuk Denmark, Abdul Rahman Saleh.
Dalam MoU yang ditandatangani pada 12 Desember tersebut, kedua pihak sepakat akan membangun sistem teknologi Dry Ice Expanded Tobacco, pengembang tembakau menggunakan es kering (DIET) di Cilegon, Jawa Barat, senilai 12 juta dollar AS.
Cara kerja teknologi Dry Ice Expanded Tobacco adalah dengan menyemprotkan selubung karbon dioksida pada daun tembakau kemudian diberikan tekanan dan suhu yang tinggi sehingga memaksa volume sel daun tembakau mengembang hingga dua kali lipat.
Menurut Managing Director AircoDiet, anak perusahaan Union yang mengembangkan teknologi DIET, Asbjorn Schwert, dengan aplikasi teknologi ini, volume tembakau yang dihasilkan menjadi dua kali lipat sehingga menekan jumlah tembakau yang digunakan dalam produksi rokok. “Gas karbondioksida yang digunakan juga hanya 50 persen dalam satu kali proses. Sisanya bisa kembali digunakan untuk produksi selanjutnya,” sebutnya dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
Menurut Michael Mortensen, gas karbon dioksida dalam sistem DIET berkapasitas 300 kg/jam yang dibangun di Cilegon itu akan memanfaatkan karbon dioksida hasil olahan gas buang PT Krakatau Stell yang dikerjakan PT Krakatau Karbonindo. PT Krakatau Karbonindo merupakan anak usaha bersama RMI dan Krakatau Stell yang awal tahun ini membangun pemurnian karbon dioksida senilai 31,8 juta dollar AS berkapasitas 72.000 ton karbon dioksida per tahun di Cilegon. “Dengan kesepakatan ini, RMI menjadi perusahaan pertama non-produsen rokok yang memanfaatkan teknologi DIET. Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan langkah nyata di Kopenhagen,” ujar dia.
RMI sebelumnya telah menandatangani kesepakatan dengan pihak American Sumatra Tobacco Company di Medan. Dalam draf MoU yang ditandatangani itu, RMI akan menerapkan teknologi DIET pada stok tembakau Sumatera Tobacco, yang merupakan pengekspor rokok terbesar di Indonesia.
Indonesia, Negara Pertama yang Memanfaatkan Gas Buang Karbon Dioksida
Reviewed by Endi
on
4/16/2010
Rating:
No comments: